Pemakaian service e-commerce naik waktu epidemi corona. Keinginan pengiriman barang di basis startup logistik, Logisly juga bertambah 10% atau bisa lebih.
Co-Founder sekaligus juga CEO Logisly Roolin Njotosetiadi menjelaskan, kenaikan berlangsung selama semester I. “Tumbuh double digit,” katanya waktu pertemuan wartawan virtual, Rabu (30/9). “Perkembangan ini dinyatakan sehat.”
Dia menerangkan, perusahaan fokus pada service pengiriman barang yang disukai semasa epidemi virus corona. Beberapa salah satunya paket yang dipesan lewat e-commerce serta berkaitan kesehatan.
“Junjung e-commerce dari bagian backbone-nya. Bagian ini terus tumbuh,” kata Roolin. Disamping itu, keinginan tiba dari project pemerintah seperti pertolongan sosial (bantuan sosial).
Logisly minimal menggandeng 1.000 partner di waktu epidemi Covid-19 ini. Beberapa salah satunya Unilever, Haier, Grab, Maersk, serta Fedex.
Perusahaan sekarang menggandeng partner pengirim atau transporter, dengan 40 ribu armada truk yang masuk ekosistem.
Logisly memperantai perusahaan pemakai serta transporter. Feature yang ada salah satunya mengawasi pengiriman dengan cara real time atau live treking, dokumen digital untuk surat jalan serta yang lain, serta invoicing.
Perusahaan kenakan komisi atas transaksi di antara shipper serta transporter.
Prediksi nilai transaksi berbelanja online naik jadi US$ 147 miliar di Asia Tenggara pada 2025. Angka ini bertambah dibanding perkiraan awal yang cuman US$ 120 miliar.
Andreas juga menjelaskan, bagian logistik tempati posisi ke-3 startup yang disukai investor. Tempat pertama serta ke-2 dihuni oleh pesan antar makanan (food delivery), tehnologi finansial (fintech).
Namun, “pesan-antar makanan, e-commerce serta logistik itu sama-sama berkaitan,” tutur Andreas.
Minimal ada lima startup logistik yang memperoleh permodalan semasa semester I yaitu KlikDaily, RaRa, Waresix, Shipper, serta Kargo. “Keperluan logistik masih lumayan tinggi, sembilan bulan epidemi ini beberapa startup bisa permodalan sebab keperluannya besar,” tuturnya.