Index harga saham kombinasi (IHSG) telah 8 hari beruntun alami pengokohan, dengan penumpukan naik 5,06% di tingkat 5.176,09 di penutupan perdagangan Rabu (14/10). Apa IHSG di kamis (15/10) dapat kembali lagi ditutup kuat?
Sayang di awal perdagangan ini hari bergerak di zone merah dengan turun 0,11% sentuh tingkat 5.170,19 sampai jam 09.05 WIB. Tertulis sekitar 917,03 juta unit saham diperjualbelikan dengan nilai transaksi bisnis Rp 906,53 miliar. Ada 117 saham yang kuat, 105 saham di zone merah, serta 151 saham statis.
Pengurangan ini searah dengan beberapa bursa Asia yang lain yang bergerak turun seperti Nikkei 225 di Jepang turun 0,39% serta Hang Seng Indeks di Hong Kong turun 0,7%. Lalu, Shanghai Composite Indeks di Tiongkok bergerak turun 0,2% serta Straits Times Indeks di Singapura turun juga 0,55%.
Team penelitian Samuel Sekuritas memandang ada kesempatan IHSG bergerak kuat didorong sentimen lokal. Ini hari akan ada launching data neraca perdagangan Indonesia per September 2020, yang menurut konsensus akan surplus US$ 2,08 miliar. Surplus ini bertambah rendah dibanding era sebelumnya US$ 2,3 miliar.
Kecuali launching data ekonomi, informasi pembangunan holding baterei listrik dari Kementerian BUMN ikut menggerakkan peningkatan emiten metal mining. Selanjutnya beberapa bank BUMN bersamaan diberi tanda tangannya pembangunan bank syariah.
Walau demikian, index dibayang-bayangi sirnanya keinginan untuk terwujudnya persetujuan stimulan sebelumnya Pemilihan presiden Amerika Serikat di awal November.
Riset Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan memandang IHSG ini hari berkesempatan bergerak menurun dengan tempat dukungan di tingkat 5.141-5.107. Sesaat, tempat resistance diprediksikan ada di tenggang tingkat di antara 5.211-5.193.
Investor dipandang terus menyimak lanjutan pengesahan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.
“Di lain sisi, Investor akan condong wait and see menunggu beberapa data perekonomian,” kata Dennies dalam penelitiannya pagi hari ini.